Gencarnya aktifis anti rokok mengkampanyekan yang katanya rokok itu bahaya membuat kami geleng-geleng kepala.
Yang pertama, kami menyanggah bahwa kretek kami bukanlah rokok putihan berbahaya seperti yang mereka teliti, dan mereka ngotot tidak mau tahu dengan kretek, dan menyatakan bahwa semua jenis rokok sama saja tanpa meneliti rokok kretek tingwe kami.
Yang kedua, jika kami tidak boleh merokok, mengapa pabrik rokok tidak dilarang produksi? Jawabannya jelas, melalui bea cukai yang mahal negara diuntungkan dengan pemasukan pajak yang berlimpah. Tetapi aktifis anti rokok tidak akan memakai jawaban itu, mereka akan menjawabnya begini "jika kalian berhenti merokok secara otomatis pabrik akan bangkrut karena tidak ada konsumen dan berhenti produksi." Mengapa mereka tidak berfikir jika pabrik rokok dilarang produksi kami akan berhenti merokok? Ya, karena mereka tahu kami adalah perokok kretek tingwe yang tidak membutuhkan pabrik untuk membuat rokok.
Yang ketiga, baiklah sementara kita abaikan dulu nasib jutaan pekerja rokok jika pabrik rokok ditutup. Kita akan membahas petani yang menanam tembakau.
Begini, jika kita dilarang merokok lalu bagaimana nasib petani tembakau? Aktivis anti rokok mempunyai dua jawaban. Yaitu petani disuruh menanam tanaman selain tembakau, oke baiklah, tapi menanam apa? Jika kedelai, kacang, jagung, atau singkong keuntungannya lebih banyak menanam tembakau bahkan tiga, sampai empat kali lipatnya, mereka hanya melarang tanpa memberi solusi.
Jawaban mereka yang lain adalah petani tetap menanam tembakau tetapi tidak untuk konsumen rokok, yaitu untuk hal lain yang lebih bermanfaat, seperti obat atau apa saja yang penting bukan rokok. Oke baiklah, jika kami tetap menanam tembakau maukah aktifis anti rokok memasarkan tembakau kami? Atau paling tidak beritahulah kemana kami akan menjualnya dengan harga yang sama dengan yang dibayar oleh perokok? Sekali lagi mereka hanya memberi saran tanpa menyelesaikan masalah.
Kemudian para aktifis anti rokok ini membawa nama agama untuk melarang umat islam merokok, kita tidak akan membahas jawaban mereka ketika ada beberapa pertanyaan, tetapi ini hanyalah logika. Begini, jika rokok haram, haramkah pabriknya? Jika pabrik rokok haram, haramkah bea cukainya? Jika bea cukainya haram, haramkah pendapatan negara? jika negara memakai uang tersebut haramkah negara ini? Jika negara ini haram, haramkah pembuat fatwa yang bernaung dalam negara ini? Bukankah itu sama saja memakan uang haram yang diharamkan oleh diri sendiri? Sebaiknya tidak dijawab, karena akan menimbulkan perdebatan yang lebih panjang lagi.
Lalu aktifis anti rokok itu membawa nama kesehatan, yang tentu saja kami para perokok juga tahu bagaimana menjaga kesehatan.
Satu hal saja yang akan kami singgung, sebuah jargon pasaran "Perokok pasif lebih berbahaya 3x lipat dari pada perokok aktif" dengan kata lain bolehkah kami mengucapkannya begini, "Aktifis anti rokok juga lebih berbahaya 3x lipat dari pada perokok itu sendiri" berbahaya bagi nasib jutaan manusia yang bernaung dibawah pohon tembakau, pohon keabadian.
Note : Tulisan ini diikut sertakan dalam lomba blog #KretekWarisanBudaya
sebenarnya perokok itu tidak salah. mereka membutuhkan rokok untuk kepentingan diri masing2. jika memang tidak bagus untuk kesehatan, di label rokok juga sudah ditulis. berani merokok ya berani menerima akibatnya. jangan sampai pabrik rokok ditutup. nasib jutaan karyawan itu menjadi taruhannya. kalau mau naikkan cukai nya ya sah2 saja. dan 1 saran saya. merokoklah ditempat yang ditentukan. tidak semua orang suka dengan bau asap rokok.
BalasHapuspost nya sangat bagus sekali... selalu melaju ya gan
BalasHapusSemoga sama-sama menyadari semua bahayanya
BalasHapusThanks info mengenai rokoknya..
BalasHapusIjin..Info investasi makam keluarga di Sandiegohills memorial park,klik managersandiegohills.com
Semua perokok pasti mempunyai keinginan untuk berhenti merokok. Semoga berhasil.
BalasHapusGPS Tracking